Tuesday, July 15, 2008

Ompong! Jangan Dibiarkan

“Mbak! Saya minta peyeknya ya?” Begitulah biasanya saya mengganggu tetangga meja kerjaku setiap pagi kalau dia sarapan pagi nasi pecel. Sambil terus melanjutkan sarapannya, dia pun mengijinkanku mengambil potongan peyeknya, lalu “kriuk, kriuk, kriuk” saya pun memakannya sambil melihat rekan kerjaku menikmati sarapan paginya. Disela-sela mulutnya yang mengunyah makanan, kadang terlihat gigi sampingnya yang ompong, oh ya giginya ompong! Barangkali kita mengenal kata ompong ini identik dengan orang yang sudah tua tapi kenyataannya hal ini tidak begitu, tidak sedikit pula orang-orang yang relatif masih muda sudah kehilangan beberapa giginya.

Gigi ompong bisa mengganggu penampilan kita, tapi kadang justru ada orang yang kelihatan lebih manis dengan giginya yang ompong (tentu itu tergantung persepsi masing-masing). Dan ompong juga tidak baik untuk kesehatan gigi kita. Lalu kenapa gigi kita bisa ompong? Berdasarkan buku-buku koleksi yang saya baca ternyata ada beberapa penyebab gigi bisa ompong. Faktor pertama mungkin karena adanya pembentukan kantung gusi. Hal ini terbentuk karena kebiasaan kita yang sering mencungkil-cungkil sisa makanan di sela-sela gigi yang membuat sisa makanan dengan mudah masuk ke dalam dan membusuk sehingga menimbulkan radang mendalam. Lama-kelamaan kekuatan jaringan pendukung gigi melemah, gigi mudah goyang dan akhirnya copot. Kantung gusi juga bisa terbentuk karena teknik gogok gigi yang salah dilakukan secara teratur atau yang bersangkutan malas gosok gigi. Gosok gigi idealnya dilakukan tiga kali sehari, pagi setelah setelah bangun tidur, sore sehabis makan dan malam sebelum tidur. Dan cara menggosok gigi pun perlu dicermati. Untuk gigi bawah gerakan menyikat diarahkan ke atas, sebaliknya gigi bagian atas diarahkan ke bawah.

Penyebab berikutnya, bisa juga disebabkan karena kecerobohan. Misalnya karena tidak segera menambal sewaktu gigi mulai berlubang. Bila didiamkan tetap berlubang, akan mudah membusuk dan ketika infeksi sudah demikian parah, mau tak mau gigi harus dicabut. Padahal gigi berlubang mudah diobati kalau saja penderita cepat mampir ke dokter gigi. Sayangnya, justru berkunjung ke dokter gigi ini yang sering tidak dilakukan. Masalah gigi akan semakin bertambah pada orang tua (di atas 60 tahun), terutama karena jaringan gusi mereka menyusut. Akibatnya, badan gigi akan tampak memanjang dan mudah tanggal. Namun, sebenarnya hal itu bisa dicegah kalau saja sejak muda kita rajin merawat gigi.
Diabetes atau kencing manis, juga bisa menyebabkan gigi ompong. Gusi bisa menjadi mudah bengkak dan berdarah, mulut berbau serta gigi gampang goyah dan tanggal. Tumbuhnya tumor pada gusi juga memudahkan copotnya gigi. Penyebab lain yang acap kali bikin senewen, karena sifatnya mendadak ialah trauma pada gigi, seperti tertonjok, kecelakaan, jatuh dan sebagainya.

Gigi copot juga bisa bermula dari terbentuknya plak gigi. Kalau kebersihan mulut dan gigi kurang diperhatikan, plak gigi bisa terbentuk pada permukaan gigi dengan mudah. Plak memudahkan gigi berlubang (karies) karena di sana akan berdiam mikroorganisme pengubah gula menjadi asamyang merusak gigi. Lapisan plak gigi juga bisa mengakibatkan proses pengapuran dan menimbulkan karang gigi, tempat berkumpulnya bakteri penghasil racun yang akan merusak jaringan gusi sekalihus tulang dibawahnya. Kalau sudah demikian, maka jaringan gusi akan melunak, mudah bengkak, berdarah, bahkan bernanah sehingga membuat bau mulut tidak sedap. Dan dalam keadaan akut, akan menimbulkan rasa sakit. Bila terlambat diatasi, gigi pasti akan mudah goyang dan tidak dapat dijamin bisa tetap berada pada tempatnya.

No comments: